Selasa, 27 September 2011

Persaingan pembiayaan alat berat makin ketat

Persaingan pembiayaan alat berat makin ketat

dibaca sebanyak 1624 kali
0 Komentar
Persaingan pembiayaan alat berat makin ketat
JAKARTA. Tahun depan, persaingan bisnis pembiayaan alat berat bakal semakin ketat. Selain perusahaan pembiayaan lokal, beberapa perusahaan patungan Indonesia-Jepang juga sudah menggaet izin usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Perusahaan patungan itu antara lain, Century Tokyo Leasing Indonesia dan JA Mitsui Leasing Indonesia. Ada pula perusahaan patungan Verena Multi Finance dan IBJ Leasing Company Ltd yang bernama IBJ Verena Finance.
Menanggapi munculnya perusahaan-perusahaan baru, Surya Artha Nusantara (SAN) Finance sebagai pemain lama tak gentar. "Kehadiran pemain baru memang bisa menurunkan pasar, tapi kami memiliki sinergi dengan United Tractors dan anak usaha Grup Astra," kata Direktur Keuangan, Andrijanto kepada KONTAN, pekan lalu.
Ia memperkirakan, SAN Finance memiliki pangsa pasar 15% di pembiayaan alat berat. Meski ada pemain baru, ia optimistis SAN Finance masih bisa mengambil porsi pembiayaan yang besar. "Tahun depan kami menargetkan pembiayaan baru Rp 5,5 triliun," kata Andri. Target itu tumbuh 25% dibandingkan target pembiayaan alat berat SAN Finance tahun ini yang Rp 4,4 triliun.
Pemain lain yang tak kalah optimistis adalah Buana Finance. "Penurunan tidak akan terjadi. Kami masih percaya diri," kata Direktur Pemasaran Buana Finance, Herman Lesmana, akhir pekan lalu. Menurut dia, semakin ramai pemain di bisnis pembiayaan alat berat, pasar semakin kompetitif dan menggairahkan.
BCA Finance masuk
Menurut Herman, yang mengklaim Buana Finance menggenggam pangsa pasar 10%, pemain asing memang lebih leluasa mendapatkan pendanaan. Sementara, pemain lokal tergantung bank dalam negeri, ditambah obligasi bagi yang sudah mendapat peringkat (rating).
Namun, perusahaan lokal mempunyai kekuatan di sektor pertambangan dan perkebunan. Sejatinya, perusahaan asing juga bisa menggeluti sektor ini, namun mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan penyesuaian.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Roni Haslim melihat, alasan investor Jepang masuk ke industri pembiayaan alat berat di Indonesia lantaran melihat prospek yang bagus. "Sektor pertambangan dan infrastruktur akan tumbuh terus," katanya, kemarin. Asing juga menilai, pasar alat berat masih sangat luas.
Kelebihan investor asal Jepang adalah bisa menggaet pendanaan lebih murah. Mereka juga mendapat kemudahan dalam hal akses, karena sebagian besar alat berat yang beredar di Indonesia merupakan pabrikan Jepang. Sisanya dari China dan Amerika Serikat (AS).
Bahkan, Roni yang juga Presiden Direktur BCA Finance mengaku akan masuk ke pembiayaan alat berat. "Sekarang sedang persiapan. Target awal tahun depan jalan," katanya.
Sementara Presiden Intan Baruprana Finance (IBF) Fred L. Manibog menilai, kondisi pasar alat berat di Indonesia masih bagus. "Didukung maraknya industri batubara dan tingginya permintaan batubara," katanya. n

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | Affiliate Network Reviews